Saturday, 3 December 2016

Ahdafut Tarbiyah Fid Da’wah (Tujuan Tarbiyah dalam Dakwah)

Bila kita menengok sirah nabawiyah kita akan mendapati sebuah episode bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam melakukan tarbiyah (pembinaan) kepada para pengikutnya—para sahabat assabiqunal awwalun—di rumah Arqom bin Abi Arqam.

Ibnu Abdil Bar berkata: “ Di rumah Arqom bin Abi Arqom inilah Rasulullah berdakwah secara sembunyi –sembunyi menghindari gangguan orang-orang Quraisy, sampai Allah Ta’ala memberikan kekuatan kepada mereka untuk berdakwah secara terang-terangan, dan ini terjadi pada awal penyebaran Islam, sehingga banyak dari manusia yang beriman dengan dakwah yang beliau lakukan di rumah tersebut. Rumah Arqom bin Arqom berada di Makkah yang tepatnya di atas bukit Shafa.”[1]

Bahkan tarbiyah qur’aniyah tersebut dilakukan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam secara berkelanjutan. Hal ini tergambar dari atsar berikut ini.

عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ السُّلَمِيِّ عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ قَالَ : كُنَّا نَتَعَلَّمُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَشْرَ آيَاتٍ فَمَا نَعْلَمُ الْعَشْرَ الَّتِي بَعْدَهُنَّ حَتَّى نَتَعَلَّمَ مَا أُنْزِلَ فِي هَذِهِ الْعَشْرِ مِنْ الْعَمَلِ

Riwayat dari Abdul Rahman As-Sulamiy dari Ibnu Mas’ud, ia berkata: “Kami dulu belajar dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam 10 ayat, kami tidak mengetahui 10 ayat yang sesudahnya sehingga kami mempelajari pengamalan apa yang diturunkan dalam 10 ayat ini.”
(Ath-Thohawi w. 321H/ 933M, Musykilul Atsar, juz 3 halaman 478).

Gerakan dakwah kontemporer hendaknya mengambil faidah dari apa yang pernah dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabat tersebut: tarbiyah berkelanjutan! Tarbiyah dalam dakwah memiliki tujuan sebagai berikut:.


Pertama, menanamkan gambaran Islam secara jelas
(at-tashowwurul islami al-wadhih).

Yakni gambaran Islam yang menyeluruh (asy-syamil) dan benar (as-shahih). Terlebih lagi di saat buhul buhul Islam mulai terlepas seperti kondisi saat ini.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam telah mengingatkan kondisi memprihatinkan ini dengan sabdanya,

لَتُنْقَضَنَّ عُرَى الإِسْلاَمِ عُرْوَةً عُرْوَةً، فَكُلَّمَا انْتَقَضَتْ عُرْوَةٌ، تَشَبَّثَ النَّاسُ بِالَّتِي تَلِيهَا، فَأَوَّلُهُنَّ نَقْضًا: الحُكْمُ، وَآخِرُهُنَّ: الصَّلاَةُ

“Benar-benar buhul-buhul Islam akan terlepas satu demi satu. Setiap kali terlepas satu buhul, manusia berpegang kepada buhul lainnya yang masih tersisa. Buhul yang pertama kali terlepas adalah hukum, dan yang terakhir lepas adalah sholat.”
(H.R. Ahmad)

Melalui tarbiyah, gerakan dakwah harus menjelaskan kepada para kadernya secara khusus dan kepada seluruh umat secara umum, bahwa tidak ada pemisahan antara menegakkan hukum syariat (politik) dengan menegakkan shalat (ibadah ritual).

Melalui tarbiyah, gerakan dakwah harus menjelaskan bahwa Islam itu mencakup seluruh aspek kehidupan.

Ustadz Hasan Al-Banna menjelaskan hal ini dengan kalimat ringkas: “Islam adalah sistem yang syamil (menyeluruh) mencakup seluruh aspek kehidupan. Ia adalah negara dan tanah air, pemerintahan dan umat, moral dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu pengetahuan dan hukum, material dan kekayaan alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, serta pasukan dan pemikiran. Sebagaimana ia juga aqidah yang murni dan ibadah yang benar, tidak kurang tidak lebih”

Jadi, melalui tarbiyah gerakan dakwah bertujuan menanamkan pemahaman bahwa Islam adalah way of life, pedoman hidup, atau minhajul hayah.


Kedua, membangun interaksi (at-tafa’ul).

Yakni interaksi internal (ad-dakhiliy) dan interaksi eksternal (al-kharijiy). Tarbiyah diharapkan dapat membuahkan interaksi (pengaruh) internal. Dengan tarbiyah akan tertanam keyakinan (al-i’tiqad) yang menjadi dasar (al-asas) tindakan; dengan tarbiyah pemikiran (al-fikr) akan terwarnai dengan persepsi/gagasan (fikrah) yang lurus; dengan tarbiyah perasaan (asy-syu’ur) akan terarahkan selera (ad-dzauq) nya kepada selera Islam. Jadi, melalui interaksi tarbiyah akan terbentuklah kader-kader dakwah yang memiliki tekad yang kuat (al-azmu).

فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ وَلا تَسْتَعْجِلْ لَهُمْ

“Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka.” (Q.S. Al-Ahqaf: 35)

Melalui tarbiyah diharapkan akan muncul rijal yang tabah dan sabar; tsabat (kokoh) dan hazm (teguh).[2] Tarbiyah diharapkan pula membuahkan interaksi (pengaruh) eksternal. Dengan tarbiyah, karakter (simat) yang ada pada diri akan terbentuk menjadi sikap (al-mauqif) yang terpuji; perilaku (as-suluk) nya akan terarah menjadi perbuatan (al-amal) yang mulia. Jadi, melalui interaksi tarbiyah akan terbentuklah kader-kader dakwah yang berkepribadian Islam (as-syakhshiyah al-islamiyah).
.
صِبْغَةَ اللَّهِ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ صِبْغَةً وَنَحْنُ لَهُ عَابِدُونَ

“Shibghah Allah, dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari pada Allah? Dan hanya kepada-Nya-lah Kami menyembah.”
(Q.S. Al-Baqarah: 138)

Dengan interaksi tarbiyah seorang kader dakwah akan tercelup dirinya dengan celupan ajaran Islam.


Ketiga, menggulirkan pergerakan (al-harakah).

Melalui sarana tarbiyah, gerakan dakwah dapat melakukan upaya peningkatan (at-tarqiyah) penguasaan teoritis (an-nadzariyah) dan pengendalian mental (al-ma’nawiyah) sehingga mampu meningkatkan kapasitas diri (raf’ul mustawa). Melalui sarana tarbiyah, gerakan dakwah akan mampu melakukan mobilitas (at-tausi’ah) dakwah. Melalui kader-kader yang tertarbiyah itulah gerakan dakwah akan mapu melakukan maneuver (al-munawaroh), pengkaderan (bina-ur rijal), dan penataan struktur (at-tandzimiyah).

Jadi, melalui sarana tarbiyah, gerakan dakwah akan leluasa melakukan pengendalian dakwah (saitharatud dakwah). Dengan tarbiyah, pergerakan dakwah akan berjalan lebih produktif (muntijah).

Apa jadinya jika gerakan dakwah tidak memiliki kader yang terbina atau tidak memiliki generasi penerus perjuangan? Ketahuilah, gerakan dakwah sangat berhajat terhadap eksisnya SDM yang berkualitas.

Suatu hari Umar bin Khattab berkata kepada orang ramai yang ada di sekitarnya, “Ungkapkan angan-angan kalian!” Sebahagian dari mereka menyahut, “Aku berharap kalau saja rumah ini penuh dengan emas, niscaya aku akan menginfakkannya di jalan Allah.” Umar kemudian mengulangi perkataannya, “Ungkapkan angan-angan kalian!” Seseorang berkata, “Aku berangan-angan seandainya rumah ini dipenuhi dengan permata, intan dan mutiara, maka aku akan menginfakkannya di jalan Allah dan aku akan bersedekah dengan harta itu.” Setelah itu, Umar berkata lagi, “Ungkapkan angan-angan kalian!” Mereka menjawab, “Kami tidak tahu apa lagi yang dapat kami ungkapkan, wahai Amirul Mukminin.” Umar berkata, “Aku berangan-angan rumah ini dipenuhi dengan orang seperti Abu Ubaidah bin Jarrah, Mu’adz bin Jabal, Salim hamba Abu Hudzaifah, dan Hudzaifah bin Yaman.” [3]


Keempat, membekali pengalaman (at-tajribah).

Dengan tarbiyah para kader dakwah diarahkan untuk melakukan berbagai pelaksanaan amal (at-tathbiqiyah). Dengan begitu mereka akan merasakan secara langsung berbagai macam problematika pelaksanaan amal (al-qadhaya at-tathbiqiyah). Berbagai macam praktek di lapangan tersebut kemudian akan akan melahirkan kekuatan pengalaman (quwwatul khibrah).

Gerakan dakwah tidak akan memiliki keterampilan dan kemampuan melakukan penguasaan masyarakat, jika kader-kadernya tidak diterjunkan ke tengah-tengah masyarakat; gerakan dakwah tidak akan memiliki keterampilan dan kemampuan pengelolaan proyek-proyek amal—pendidikan, sosial, politik, ekonomi, dll—jika kader-kadernya tidak diterjunkan dalam proyek-proyek amal tersebut.


Kelima, menumbuhkan tanggung jawab (al-mas’uliyah).

Dengan tarbiyah yang berkelanjutan, seseorang akan menyadari tuntutan syar’i (as-syar’iyyah) berdasarkan pemahamannya terhadap hukum-hukum Islam (fiqhul ahkam), bahwa ia harus berkontribusi terhadap perjuangan dakwah. Ia pun menyadari bahwa hal itu harus dipertanggung jawabkan di hadapan Allah Ta’ala. Tarbiyah juga akan menanamkan kesadaran tanggung jawab struktural (at-tandzimiyah) berdasarkan pemahaman dakwah (fiqhud da’wah) yang dimilikinya, bahwa ia harus bekerja bersama organisasi dakwah (al-jama’ah) dalam setiap tuntutan tahapan dakwah (fi ihtiyajatil marhalah).

Keenam, mengembangkan kemampuan (al-kafa’ah).

Dengan tarbiyah, kemampuan SDM dalam struktur dakwah (fit tandzim) akan tumbuh berkembang. Baik berupa al-kafa’ah ad-da’wah (kemampuan berdakwah), al-kafa’ah al-ilmiyah (kemampuan ilmiyah), atau al-kafa’ah al-faniyyah (kemampuan keterampilan/skill).

Wallahu a’lam…

*******************
Footnote:

[1] Dikutip dari: Arqam Bin Abi Arqam,Seorang Shahabat Yang Istimewa, http://www.al-sofwah.or.id [2] Lihat pengertian ulul azmi dalam Zubdatut Tafsir, hal. 506 (Darun Nafais Yordania); Tafsir Jalalain, hal. 506 (Darut Taqwa Kairo), dan Al-Qur’an & Tafsirnya Jilid IX, hal. 299 (Lentera Abadi Jakarta) [3] Ensiklopedia Akhlak Muhammad SAW, hal. 542, oleh Mahmud al-Mashri.

Monday, 22 September 2014

10 SAHABAT YANG TELAH DIJAMIN SYURGA



“Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang petama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridho kepada mereka dengan mereka dan mereka ridho kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung.”

(Qs At-Taubah : 100)

Berikut ini 10 orang sahabat Rasul yang dijamin masuk surga (Asratul Kiraam).

1. Abu Bakar Siddiq ra.

Beliau adalah khalifah pertama sesudah wafatnya Rasulullah Saw. Selain itu Abu bakar juga merupakan laki-laki pertama yang masuk Islam, pengorbanan dan keberanian beliau tercatat dalam sejarah, bahkan juga didalam Quran

(Surah At-Taubah ayat ke-40)

sebagaimana berikut : “Jikalau tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seseorang dari dua orang (Rasulullah dan Abu Bakar) ketika keduanya berada dalam gua, diwaktu dia berkata kepada temannya:”Janganlah berduka cita, sesungguhya Allah bersama kita”. Maka Allah menurunkan ketenangan kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” Abu Bakar Siddiq meninggal dalam umur 63 tahun, dari beliau diriwayatkan 142 hadits.

2. Umar Bin Khatab ra.

Beliau adalah khalifah ke-dua sesudah Abu Bakar, dan termasuk salah seorang yang sangat dikasihi oleh Nabi Muhammad Saw semasa hidupnya. Sebelum memeluk Islam, Beliau merupakan musuh yang paling ditakuti oleh kaum Muslimin. Namun semenjak ia bersyahadat dihadapan Rasul (tahun keenam sesudah Muhammad diangkat sebagai Nabi Allah), ia menjadi salah satu benteng Islam yang mampu menyurutkan perlawanan kaum Quraish terhadap diri Nabi dan sahabat. Dijaman kekhalifaannya, Islam berkembang seluas-luasnya dari Timur hingga ke Barat, kerajaan Persia dan Romawi Timur dapat ditaklukkannya dalam waktu hanya satu tahun. Beliau meninggal dalam umur 64 tahun karena dibunuh, dikuburkan berdekatan dengan Abu Bakar dan Rasulullah dibekas rumah Aisyah yang sekarang terletak didalam masjid Nabawi di Madinah.

3. Usman Bin Affan ra.

Khalifah ketiga setelah wafatnya Umar, pada pemerintahannyalah seluruh tulisan-tulisan wahyu yang pernah dicatat oleh sahabat semasa Rasul hidup dikumpulkan, kemudian disusun menurut susunan yang telah ditetapkan oleh Rasulullah Saw sehingga menjadi sebuah kitab (suci) sebagaimana yang kita dapati sekarang. Beliau meninggal dalam umur 82 tahun (ada yang meriwayatkan 88 tahun) dan dikuburkan di Baqi’.

4. Ali Bin Abi Thalib ra.

Merupakan khalifah keempat, beliau terkenal dengan siasat perang dan ilmu pengetahuan yang tinggi. Selain Umar bin Khatab, Ali bin Abi Thalib juga terkenal keberaniannya didalam peperangan. Beliau sudah mengikuti Rasulullah sejak kecil dan hidup bersama Beliau sampai Rasul diangkat menjadi Nabi hingga wafatnya. Ali Bin Abi Thalib meninggal dalam umur 64 tahun dan dikuburkan di Koufah, Irak sekarang.

5. Thalhah Bin Abdullah ra.

Masuk Islam dengan perantaraan Abu Bakar Siddiq ra, selalu aktif disetiap peperangan selain Perang Badar. Didalam perang Uhud, beliaulah yang mempertahankan Rasulullah Saw sehingga terhindar dari mata pedang musuh, sehingga putus jari-jari beliau. Thalhah Bin Abdullah gugur dalam Perang Jamal dimasa pemerintahan Ali Bin Abi Thalib dalam usia 64 tahun, dan dimakamkan di Basrah.

6. Zubair Bin Awaam

Memeluk Islam juga karena Abu Bakar Siddiq ra, ikut berhijrah sebanyak dua kali ke Habasyah dan mengikuti semua peperangan. Beliau pun gugur dalam perang Jamal dan dikuburkan di Basrah pada umur 64 tahun.

7. Sa’ad bin Abi Waqqas

Mengikuti Islam sejak umur 17 tahun dan mengikuti seluruh peperangan, pernah ditawan musuh lalu ditebus oleh Rasulullah dengan ke-2 ibu bapaknya sendiri sewaktu perang Uhud. Meninggal dalam usia 70 (ada yang meriwayatkan 82 tahun) dan dikuburkan di Baqi’.

8. Sa’id Bin Zaid

Sudah Islam sejak kecilnya, mengikuti semua peperangan kecuali Perang Badar. Beliau bersama Thalhah Bin Abdullah pernah diperintahkan oleh rasul untuk memata-matai gerakan musuh (Quraish). Meninggal dalam usia 70 tahun dikuburkan di Baqi’.

9. Abdurrahman Bin Auf

Memeluk Islam sejak kecilnya melalui Abu Bakar Siddiq dan mengikuti semua peperangan bersama Rasul. Turut berhijrah ke Habasyah sebanyak 2 kali. Meninggal pada umur 72 tahun (ada yang meriwayatkan 75 tahun), dimakamkan di baqi’.

10. Abu Ubaidillah Bin Jarrah

Masuk Islam bersama Usman bin Math’uun, turut berhijrah ke Habasyah pada periode kedua dan mengikuti semua peperangan bersama Rasulullah Saw. Meninggal pada tahun 18 H di urdun (Syam) karena penyakit pes, dan dimakamkan di Urdun yang sampai saat ini masih sering diziarahi oleh kaum Muslimin.

~Wallahualam~

Saturday, 20 September 2014

Rezki dari Allah


Alhamdulilah diberi peluang untuk ana update entry baru...
MAAF la dah hampir setahun tak update... Bz dengan komitmen kerja dan komitmen Program Luar Khususnya Tarbiyah dan Dakwah....

Allah beri kesempatan untuk ana menimba pelbagai Ilmu dari Jalan yang ana pilih... Hanya Allah sahaja yang mengetahui Apa yang terjadi pada diri ini...

Post entry yang lepas adalah post berkenaan tentang SYIAH.... boleh tengok post terakhi....
Setelah menghadiri Forum berkenaan SYIAH ana diberi Rezki Kerja di JABATAN AGAMA ISLAM W.P LABUAN selama hampir 6 bulan hingga akhir bulan Mac baru-baru ni...
dalam tempoh 6 bulan tu ana berkesempatan mengikuti Kembara Syahadah di Pedalaman sabah kg Padang Sepulut pada (Disember 2013) dan Pensiangan (Feb 2014). Alhamdulilah seronok menimba pengalaman dakwah dipedalaman sabah.... in sya ALLAH akan kesana lagi utk misi seterusnya... terasa Dakwah dah sebati dalam diri...in sya ALLAH tak akan ditinggalkan....

Bermula 1 April 2014 ana lapor diri berkerja sebagai GURU di Sekolah Menegah Agama MAIWP Labuan. Allah beri rezki lagi sekali agar pendapatan mampu utk meneruskan dakwah.... diberi rezki utk mendapat sebuah kereta (sewa beli kereta) yang memudahkan lagi pergerakan Program d LABUAN dalam misi TARBIYAH diri dan Anak-anak Labuan...

In sya ALLAH Rezki yang Allah beri ini ana akan manfaatkan sebaik mungkin utk memperjuangkan Agama ALLAH in sya ALLAH (^__^)

Rezki seterusnya melanjutkan pelajaran... doakan ana mendapat kos Pengajian Islam ye..... kos yg ana sgt2 inginkan.....

*sekian saja coretan ringkas hari ini...
In sya ALLAH lain hari nak kongsi misi DAKWAH PEDALAMAN Pula (^__^)






Sunday, 22 September 2013

PERANGI SYIAH LAKNATULLAH~!!


Bismillahirrahmanirrahim / بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم 
Alhamdulillah bersyukur kehadrat illahi kerana ALLAH mengizinkan lagi untuk ana berkongsi di Terata Al-Hayaah Pencinta Illahi :). Hari ana ingin berkongsi sedikit sebanyak Identity SYIAH yang sebenar yang semakin hari semakin membahayakan bukan sahaja di MALAYSIA tetapi SELURUH NEGARA.

Kenapa ana terdetik nak kongsi Topik SYIAH ni??? 
sebabnya Alhamdulillah ALLAH mempermudahkan ana untuk hadir 2 Kuliah Ilmiah berkenaan SYIAH yang di bentang oleh Alfadil Ustaz Abdullah Din dan Alfadil Ustaz Ahmad Nasim B. Abdul Rauf... sangat betuah LABUAN dengan kehadiran mereka kerana mereka merungkaikan SYIAH dengan lebih jelas.... TAHNIAH kepada yang HADIR sepanjang Majlis Ilmu Kedua-dua Ustaz ini..

*****
kita mulakan perbincangan dengan merungkai maksud SYIAH dari segi bahasa dan istilah.

Menurut etimologi (lughah) Bahasa Arab,Syiah (شيعة) bermaksud : Pengikut dan pembela seseorang.[1]

Adapun mengikut terminologi (istilah) syariat Islam : Mereka yang berpendapat bahawa Saidina Ali bin Abi Thalib lebih berhak untuk memegang tampuk pemerintahan dan lebih utama daripada sahabat-sahabat lain.[2]

Adapun mengikut terminologi (istilah) syariat Islam : Mereka yang berpendapat bahawa Saidina Ali bin Abi Thalib lebih berhak untuk memegang tampuk pemerintahan dan lebih utama daripada sahabat-sahabat lain.[2]

Asalnya, Syiah terpecah daripada Islam disebabkan persoalan Siasah (Politik). Begitulah juga dengan firqah Khawarij[3], namun ketika peristiwa kematian Sayyidina Hussin bin Ali di Karbala[4], pengaruh Syiah makin meluas lalu dikenali sebagai satu fahaman dan mazhab aqidah.

Oleh itu, pelbagai fahaman dan fatwa ganjil daripada Syiah yang dikeluarkan sehingga membawa kepada percanggahan dalam masalah aqidah (pegangan) dan pelbagai masalah fiqh.Asalnya mereka ingin mempertahankan Ahli Bait Rasulullah s.a.w. namun semangat kecintaan tersebut telah diseleweng oleh beberapa ideologi sesat yang telah dibawa masuk.

*****

Antara pendapat ulama’ menyatakan, pengasas utama Syiah adalah Abdullah bin Saba’[5] yang berpura-pura menganut Islam semata-mata menjadi duri dalam daging umat Islam.Ini disokong oleh kebanyakan ulama’ Sunni dan Syiah sendiri kerana antara puak-puak Syiah ada yang dinisbahkan kepada namanya iaitu puak “al-Sabaiah” (السبائية).

Satu peristiwa terjadi ketika Abdullah bin Saba’ pernah sekali berjumpa dengan Saidina Ali bin Abi Thalib :“Kamulah (Ali) kamulah (Tuhan) , lalu diulang-ulang beberapa kali, maka Saidina Ali berkata : Celakalah kamu (dengan perkataanmu itu), Saidina Ali bertanya : Siapakah aku yang sebenarnya? Lalu Abdullah bin Saba’ berkata lagi : Kamulah Allah !!! ”.[6]

Disebabkan perkataan tersebut, maka Saidina Ali telah memerintahkan menterinya untuk membakar golongan Syiah Saba’iah tersebut[7].  Syiah selepas zaman Saidina Ali berpecah kepada empat kumpulan yang terbesar yang akan dinyatakan nanti.

Syiah pada zaman sekarang yang dianggap benar-benar mu’tadil adalah Zaidiah[8].Adapun Imamiah Isna ‘Asyar, ulamak khilaf. Kebanyakan daripada para syeikh Al-Azhar mengambil pendekatan yang wasatiah (pertengahan) mengatakan mereka dikalangan mu’tadil (masih boleh diajak berbincang dalam proses taqrib).

Antara ulama' yang berpendapat sedemikian seperti Syeikhul Azhar Mahmud Shaltut, Mufti Mesir Syeikh Nuruddin Ali Jumaat, Syeikh ‘Atiah Saqar, Syeikh Yusoff al-Qardhawi, Syeikh Ibrahim al-Bayumi dan lain-lain. 

Namun ada juga pendapat yang lebih keras mengatakan Imamiah Isna ‘Asyar ini telah keluar daripada Islam kerana sampai kelampauan mereka kepada sahabat-sahabat Nabi, berpegang kepada pentahrifan(ditokok tambah) Quran, merendahkan martabat Rasul, menolak dan tidak berhujjah dengan sebahagian besar hadith-hadith sahih melainkan yang selari dengan aqidah mereka, mempercayai imam mereka maksum sebagaimana Rasulullah, menyangka imam mereka belum wafat lalu diangkat oleh Tuhan dan akan diturunkan sebagai Imam Mahdi kelak, imam mereka mengetahui perkara-perkara ghaib dan lain-lain.

Pendapat kedua ini kebanyakannya dipegang oleh ulama-ulama yang berfahaman Salafi antaranya Ibn Taimiyyah, ibn Qayyim al-Jauzi, Abdullah bin Abd Wahab, Mufti Saudi Syeikh Muhammad bin Ibrahim, Syeikh al-Bani dan lain-lain[9].

*****
12 IMAM-IMAM SYIAH

12 Imam-Imam Syiah

Tuesday, 17 September 2013

SELAMATKAN SYIRIA


Bismillahirrahmanirrahim / بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم 

Alhamdulillah berkesempatan untuk berkongsi sedikit berkenaan isu Syiria hasil daripada Kuliah selama 3hari oleh Prof Madya Dr Hafidzi Mohd Nor iaitu Pengerus Aqsa Syarif. sangat menarik hasil pembentangan beliau membuatkan ana merasa tertarik untuk berkongsi didalam teratak Al-Hayaah CInta Illahi.


Prof Madya Dr Hafidzi Mohd Nor (Pengerusi Aqsa Syarif)

Mendapat perspektif baru tentang hadith ini,

"Siapa yang melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka ubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman" (Riwayat Muslim)

Dalam konteks Syria dan kita, Dr Hafidzi menyatakan "mengubah dengan tangan" itu merujuk kepada penguasa/pemimpin islam yang seharusnya dengan kuasa politik yang mereka ada, menolak secara terang regim Basyar al-Assad.

Antaranya, metutup kedutaan Syria di Malaysia dan memberikan sokongan atau bantuan kewangan/ketenteraan kepada rakyat Syria yang tertindas.

Kemudian, "mengubah dengan lisan" itu merujuk kepada kita semua (rakyat yang bukan penguasa), melalui ceramah/kuliah mahupun penulisan menyebarkan dan menimbulkan kesedaran agar umat islam mengetahui akan isu yang berlaku di Syria dan lain-lain hal ummah. 

Tanggungjawab ini secara khususnya terpikul di bahu para ulama' yang memiliki ilmu dan mereka tidak boleh berdiam diri.

*****

Kata Dr Hafidzi, kewajipan menentang regim Basyar al-Assad bukanlah disebabkan isu Syiah-Sunni tetapi disebabkan oleh KEZALIMAN yang dilakukannya ke atas rakyat Syria (130,000 orang rakyat Syria telah terbunuh, wanita diperkosa, serangan menggunakan senjata kimia, dll).

Ini perkara asas (basic) dalam islam iaitu kewajipan menegakkan keadilan dan kebenaran dengan menumbangkan kezaliman dan kebatilan.

*****

Dr Hafidzi juga mengingatkan, jangan terpedaya dengan mainan Amerika yang nampak seperti menentang Regim Basyar al-Assad dan menyokong rakyat Syria.

Juga jangan bersangka buruk dengan Tentera Pembebasan Syria (FSA) (yang dilabel oleh media Malaysia sebagai pemberontak) - mereka tidak bersekongkol dengan Amerika.

Tapi ketahuilah yang Amerika itu, apabila mereka "menyibuk" di negara orang lain, konon ingin memberikan bantuan tetapi sebenarnya mereka ingin menjaga kepentingan sendiri.

Mereka sokong kumpulan yang berpotensi menang kerana sesiapa pun yang menang, mereka ingin ada hubungan baik dengan kumpulan yang menang agar nanti kepentingan sekutu mereka, yakni Israel tidak terjejas.

Amerika bukanlah 'concern' sangat tentang penindasan yang dibuat oleh regim Basyar tapi mereka hanya memikirkan kepentingan jangka panjang mereka.

*****

Yang sewajibnya 'concern' tentang apa yang berlaku di Syria dan lain-lain perihal umat islam adalah Umat Islam itu Sendiri.

Tindakan kerajaan Malaysia yang mengambil sikap berkecuali dalam hal umat islam yang ditindas di Timur Tengah wajar untuk terus dikutuk.

Umat islam tak sepatutnya dipisahkan oleh sempadan bangsa dan negara kerana kita adalah "satu ummah".

***** 

Umat Islam Wajib ambil tahu apa yang kita Tak Tahu khususnya berkenaan Umat ISLAM diseluruh dunia.

Di Bumi Syam adalah tempat dimana berlakunya kiamat dan tempat berlakunya kebangkitan. Oleh itu diandaikan bahawa terdapat 9 kebaikan di bumi Syam dan 9 keburukan diluar bumi syam. 

*****
Terdapat 5 Fatwa Syiria yang di senaraikan oleh ulama-ulama seluruh dunia yang antaranya dihadiri oleh Dr Hafizi sendiri.

Fatwa Syiria

1. Wajib bagi umat islam untuk bersama-sama dengan kebangkitan rakyat syiria kerana perjuangan mereka adalah diantara hak dan batil, di antara keadilan dan kezaliman.Perjuangan mereka juga adalah untuk melawan pemerintah yang membunuh dan menindas rakyat dan ini menunjukkan bahawa wajib bagi umat islam untuk  membentuk dan menyatakan sokongan kepada umat Islam yang dizalimi

2. Wajib keatas setiap pemimpian Umat Islam untuk membantu bumi Syiria

3. Wajib untuk menyokong golongan yang memperjuangkan kebenaran.

4. Haram bagi umat islam menyatakan sokongan dan dokongan kepada Rejim Basyar mahupun sekutunya dari sudut ketenteraan/ harta benda, sokongan politik dan sebagainya.

5. Haram membunuh diatas dasar hawa nafsu dan juga kepuakan. Akan tetapi apabila berada di dalam medan Jihad maka ia merupakan kewajipan untuk mempertahankan maruah diri dan juga agama.

~Wallahualam~

Kredit kepada Kak Syafiqah yang membantu dalam pengumpulan maklumat :)



Sunday, 18 August 2013

Aku Terima Nikahnya

Bismillahirrahmannirrahim...

alhamdulillah segala puji dan kesyukuran kepada ALLAH memberi kesempatan ana untuk menulis sedikit entry baru hari ini. Alhamdulillah... Hari ini genab 11 hari kita di bulan Syawal baru berkesempatan saya untuk berkongsi sesuatu didalam entry kali ini :)...
Maaf buat anda tertunggu-tunggu...
Setelah Sebulan kita berpuasa..ana Bz dengan Komitmen Prektikel (kerja) dan juga Ibadah dBulan Ramadhan membuatkan saya tidak sempat untuk berkongsi.. Alhamdulillah Hari ini saya akan menukilkan 1 Tajuk "AKU TERIMA NIKAHNYA"...

Tajuk "Aku Terima Nikahnya" ini adalah dari sebuah buku yang ana baca Nukilah Ustaz Hasrizal Abdul Jami blog nya iaitu saifulislam.com... hasil perkongsian cerita pengalaman beliau membuatkan saya sangat-sangat tertarik dengan penulisannya yang boleh dibuat pengajaran kepada kita dalam persedian mencari calon atau menjadi sorang isteri/suami ataupun bakal menjadi sorg ummi/ibu/ayah/abi....dan pengisian hari ini juga hasil dari buku yang ana baca iaitu nukilan ustazah Fatimah Syarha yang bertajuk PEMILIK CINTAKU  SETELAH ALLAH DAN RASUL...

Hasil daripada 2 buku (AKU TERIMA NIKAHNYA & PEMILIK CINTAKU SETELAH ALLAH DAN RASUL) yang mempunyai kaitan yang sama berkenaan Cinta Sebelum Pernikahan dan setelah berkahwin....

Percintaan Sebelum Bernikah Bukan satu halangan untuk kita mencintai sesorang selepas pernikahan (halal)...malah penuh Barakah... bukan bermakna kita tak mengenali calon kita sebelum bernikah...tetapi haruslah kita mengenalinya melalui orang ketiga... 

sebagai contoh melalui Nukilan Ustazah Fatimah calon yang diperolehi adalah melalui orang ketiga iaitu Pensyarahnya.. c wanita diberikan biodata untuk mengetahui detail berkenaan calon tersebut...malah orang ketiga mengenali rapat calon tersebut dan sangat boleh dipercayai... oleh itu in sya ALLAH... Calon yang diberi boleh jadi yang terbaik jika orang ketiga kita dikalangan orang yang baik-baik(soleh/solehah)...

Setelah di ikat pertunangan tidak bermakna PERTUNANGAN menghalalkan cara...tetapi dalam islam pertunangan adalah perkenalan antara dua keluarga yang belum mengenali antara satu sama lain...batas pergaulan antara pasangan pertunangan perlu dijaga untuk mendapat keberkatan daripada Allah S.W.T....malah pertunangan dituntun bukan bertahun-tahun lamanya tetapi biarlah dalam tempoh singkat iaitu berberapa bulan agar menghindari fitnah duniawi.


Setelah memasuki Alam Pernikahan bertapa Barkahnya 1ikatan yang tidak pernah duduk bersama dengan rapat tetapi setelah menikah mereka bebas rapat dengan ikatan halal.. walaupun agak kekok tetapi izin ALLAH kerana mereka menjaga batas-batas...mencari Cinta Setelah Pernikahan..Maka Rahmat ALLAH datang dengan Limpahnya... hubungan penuh Barkah terasa... walau baru sehari usia pernikahan seperti rasa bertahun-tahun mengenaili pasangan...itulah hikmah Barkahnya mereka jaga dalam pasangan sebelum pernikhan...betapa pentingnya kita menjaga batas-batas pergaulan antara calon-calon pasangan... untuk mendapatkan keberkataan dari Maha Esa... SubahanaALLAH indah...

Semasa sudah berkeluarga, Si Suami penuhkan suasananya dengan Halaqah walaupun agak bz dengan tugasan harian tetapi pasti ada dalam setiap minggu halaqah bersama si isteri... jika sunnah dalam keluarga sentiasa di titikberatkan...masyaALLAH rumah akan kita rasai "Bayati Jannati" (Rumahku Syurgaku).... gurauan didalam rumah tangga seperti Aisyah dan Rasulullah juga salah satu penyeri rumah tangga...

setelah mendapat Cahaya Mata..bermulalah tanggungjawab dalam membimbing anak-anak...bimbingan anak-anak dizaman penuh moden ini sangat mencabar..banyak dugaan...kita kena terapkan sejak kecil lagi supaya anak-anak kita biasa dengan bimbingan tersebut...bimbingan yang paling utama ialah Bimbingan AGAMA... semoga anak-anak kita akan sentiasa dekat dengan AGAMA....amin...

jika kita pelihara hati kita dengan sebaiknya daripada zina...in sya ALLAH ALLAH akan sentiasa pelihara kita hingga keanak cucu..walau lazimnya pasti ada ujian yang akan memaniskan sebuah hubungan kekeluargaan...Allah berpesan agar kita sentiasa menjauhi Zina...hendaklah kita menghindari zina...agar diri kita terpelihara...jika kita sentiasa memelihari hati kita dari zina in sya ALLAH pasti barakah itu terasa dalam perNikahan yang menghalalkan antara 2 insan in sya ALLAH

“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami akan menghapuskan kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga)” (An-Nisa’: 31). 

Diriwayat dari Abu Hurairah, nabi bersabda :

Ada tiga golongan (manusia) yang Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak mensucikan mereka dan tidak melihat kepada mereka, dan bagi mereka siksa yang sangat pedih, yaitu ; Orang tua yang berzina, raja yang pendusta (pembohong) dan orang miskin yang sombong” [Hadits shahih riwayat Muslim]

walaupun sebenarnya banyak lagi yang ingin dikongsikan...tetapi rasanya setakat ini dahulu perkongsian hari ini... in sya ALLAh akan datang akan menyambungnya dengan Izin ALLAH...
Semoga kita sentiasa diberkati dunia akhirat..
Akhir Kalam 
~Wassalam~




Thursday, 27 June 2013

Larangan Rasulullah s.a.w Terhadap Wanita mendedahkan Aurat


Bismillahirrahmannirahim...


Alhamdulillah hari ini berkesempatan untuk ana menulis sedikit berkenaan laranagan Rasulullah s.a.w terhadap wanita dalam mendedahkan aurat.
lama dah tak menaip macam ni.. eheh almaklumlah ana baru sahaja habis alam study dan sekarang baru prektikel. mohon doa kalian smua ya agar ALLAH permudahkan :). Jom kita mulakan perbincangan. In Sya ALLAH

         Dalam islam setiap wanita wajib berhijab atau menutup aurat dari pandagan lelaki bukan muhrim dalam setiap keadaan. Ini bertujuan agar kaum wanita dapat menjaga dan memelihara kehormatan diri. Tambahan pula kaum wanita juga boleh menembulkan fitnah bagi lelaki kerana kecantikan wajahnya.

         Kaum wanita yang berpakaian mendedahkan aurat di khalayak ramai yang bukan muhrim boleh menimbulkan tarikan nafsu sehingga mendorong kepada gejala rogol, zina dan sebagainya. Allah s.w.t mengharamkan kaum wanita memperlihatkan perhiasannya atau auratnya kecuali kepada muhrimnya. Rasulullah s.a.w. melarang keras ke atas kaum wanta islam yang mendedahkan auratnya kepada lelaki yang bukan muhrimnya walau dalam keadaan apa jua, kerana perbuatan ini adalah mungkar dan menjatuhkan imej dan kesucian agama islam.

Rasulullah S.A.W. bersabda: 

“Bahawa anak perempuan apabila cukup umurnya, maka tidak boleh dilihat akan dia (auratnya) melainkan mukanya dan dua tangannya sampai pergelangan.” 
(H.R. Abu Daud) 

Dalam hadis lain Rasulullah S.A.W. bersabda: 

“Dari Aisyah r.a bahawa adiknya Aisyah binti Abu Bakar r.a pernah datang menghadap Rasulullah S.A.W. dengan pakaian yang nipis, lalu Rasulullah S.A.W. bersabda: “Apabila seseorang wanita telah baligh tidak boleh lagi terlihat (auratnya) kecuali ini dan itu Rasulullah S.A.W. menunjukkan pada muka dan tapak tangan beliau.” 
(H.R Abu Daud) 

Rasulullah S.A.W. bersabda: 

“Tidak seorangpun perempuan yang melepaskan pakaiannya di rumah bukan suaminya, melainkan dia merobek tabir antara dia dan Tuhannya.” 
(H.R. T’urmuzi) 

Rasulullah S.A.W. bersabda: 

“Dari Ummu Salamah, sesungguhnya Rasulullah S.A.W. bersabda: Siapapun perempuan yang melepaskan pakaiannya bukan di rumahnya sendiri, maka Allah akan merobek daripadanya tabirnya.” 
(H.R Ahmad, Abu Ya’la, Tabrani dan Hakim). 

Rasulullah S.A.W. bersabda: 

“Sesungguhnya termasuk ahli neraka iaitu perempuan-perempuan berpakaian tetapi telanjang (dedah aurat) yang condong kepada maksiat dan menarik orang lain untuk berbuat maksiat. Mereka ini tidak akan masuk syurga dan tidak akan mencium baunya.” 
(H.R. Muslim) 

Dalam hadis lain Rasulullah S.A.W. bersabda: 

“Wahai Asma’ sesungguhnya seorang perempuan apabila sudah baligh maka tidak boleh seorang pun melihat dirinya kecuali ini dan itu sambil Nabi mengisyaratkan kepada muka dan kedua-dua telapak tangan.” 
(H.R. Abu Daud) 

Islam tidak melarang kaum wanita berpakaian cantik dan indah asalkan tidak ada unsur-unsur mendedahkan aurat dan boleh membentuk identiti muslimah yang mukrninah. 

Dipetik dari buku 33 Larangan Rasulullah SAW Terhadap Wanita yang disusun oleh Drs. Hanafi Mohamed, MA terbitan Al-Hidayah Publications.

Nota tambahan

Allah juga pernah berfirman

“Janganlah kamu bertabarruj sebagaimana tabarrujnya orang-orang jahilliyah awal”
(surah Al-Ahzab 33:33)

- Allah melarang kita utk berhias secara berlebihan

Firman Allah  yang bermaksud:

“Dan hendaklah mereka ini melabuhkan tudung kepala mereka atas leher dan dada mereka.”
(surah An-Nur 24:31)

- bukti wajibnya menutup Aurat

Firman Allah SWT  yang bermaksud:

“Hai anak Adam Kami telah menurunkan pakaian kepadamu pakaian  untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik.Yang demikian itu adalah sebahagian dari  tanda-tanda kekuasaan Allah,mudah-mudahan mereka selalu ingat.”
(surah Al-A’raaf 7:26)

- pakaian taqwa bermaksud pakaian yang sempurna dimana semua aurat tertutup :)

Semoga bermanfaat
~Wallahualam~

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...